Hindari Polusi dengan Merawat AC

September 9, 2008 by

Penggunaan air conditioner (AC) atau pendingin ruangan sudah menjadi hal yang
biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya di kantor, di rumahpun
alat ini menjadi penolong utama untuk mengusir udara panas.

Satu hal yang harus diingat, janganlah hanya menjadi pengguna tapi juga
harus dapat merawat alat pendingin ruangan ini. Pendingin ruangan yang
tidak dirawat secara berkala dan saksama dapat menjadi polusi udara
bagi penghuninya sehingga menyebabkan beberapa jenis penyakit, seperti
penyakit pada saluran pernafasan. Hal ini disebabkan karena pendingin
ruangan yang kotor dapat menyimpan berbagai virus dan bakteri yang
kemudian disebarkan kembali ke seluruh ruangan sehingga masuk melalui
indera penciuman.

Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian dari United State Environment
Protection Agency (US EPA) bahwa polusi dalam ruang bisa dua hingga
lima kali lebih tinggi dibandingkan polusi luar ruang dan satu dari
lima besar polusi yang beresiko mengancam kesehatan manusia.

Untuk itu, perawatan alat pendingin ruangan ini sangat diperlukan. Walaupun
pemeriksaan komponennya diserahkan pada teknisi, tak ada salahnya untuk
mengetahui komponen mana saja yang harus diberi perhatian khusus.

Pemeriksaan pada komponen saringan (filter) udara setidaknya dilakukan setiap bulan
sekali. Penyaring udara yang kotor akan menghambat proses sirkulasi
udara dan menjadi tempat yang nyaman bagi kuman, bakteri maupun jamur.
Bakteri inilah yang akan mengalir ke bagian evaporator coil kemudian
tersebar ke seluruh ruangan. Lagipula komponen pendingin ruangan Anda
kotor dapat memengaruhi kinerja sistem pendinginnya menjadi lebih
berat, tidak menghasilkan dingin secara maksimal dan boros.

Pastikan alat kondensor yang terletak di luar rumah bersih dari debu,
semak-semak atau dedaunan. Tentu saja, sebelum Anda melakukannya,
matikan pendingin ruangan terlebih dahulu. Anda dapat membersihkan debu
dari kondensor tersebut dengan menggunakan vacuum cleaner.

Untuk amannya, pendingin ruangan harus diberikan perawatan rutin minimal enam
bulan sekali, untuk pemeriksaan secara total oleh teknisi yang
terpercaya. Dengan perawatan rutin ini tak hanya kesehatan Anda
sekeluarga yang terjamin, usia pendingin ruangan ini akan semakin
panjang dan biaya listrik pun tak akan membludak di akhir bulan.

Sumber    :    http://www.rumah-ku.com

TIPS MENCEGAH NYAMUK (DB) II

Juni 19, 2008 by

Pada artikel sebelumnya saya sdh share mengenai tips mencegah nyamuk dengan menanam bunga Marigold atau menggunakan alat terapi udara bersih.

Ini adalah hasil pengujian saya dengan menggunakan alat terapi udara bersih-pyrethre:

5-10 menit pertama: nyamuk dan serangga mulai keluar dari sarangnya yang entah ada dimana…

5-10 menit berikut: nyamuk dan serangga mulai ‘loyo’ dan hinggap di lantai…biasanya jika kita sentuh atau dekati dengan tangan, nyamuk tidak langsung terbang menghindar seperti biasanya

jadi tinggal teplok…teplok..teplok..beres !! atau kalo kita biarkan, nyamuk akan mati dengan sendirinya karena dia tidak dapat terbang mencari makan (darah) atau lebih tepat minuman kalii yach bg nyamuk.. 🙂

Maka tidur kita nyaman, dan aman bagi seluruh keluarga, sekaligus untuk terapi oksigen.. esok pagi bangun lebih segar.

C.Jakarta Reports Rare Tropical Virus

Mei 4, 2008 by

Central Jakarta may be a new hot spot for the tropical disease chikungunya after 30 residents reported suffering the dengue-like illness in May, a health agency official said Tuesday.

The resident, from Johar Baru subdistrict, have already recovered from the disease, the head of the agency’s infectious diseases prevention unit, Endang ER, was quoted as saying by Antara news agency.

“This is the first case to hit residents in Johar Baru. There was no such disease (in the area) last year,” she said.

Chikungunya is a mosquito-borne disease with symptoms including high fever and severe joint pain.

Endang said the residents initially complained of fever.

“But after running some tests, we found residents in neighborhood unit RW 5 (has tested) positive for chikungunya,” she said.

Endang said she suspected the outbreak was caused by the uncontrolled growth of mosquito larvae in the densely populated area. She said the growth had occurred despite reguler fumigation to fight dengue fever.

First recognized in its epidemic form in East Africa in 1952, chikungunya has continued to cause major epidemic in Africa, India and Southeast Asia.

Also known as epidemic polyarthritis and rash, or buggy creek virus, the first case reported in Indonesia was in Samarinda, East Kalimantan, in 1973.

Cases of chikungunya were reported in Yogyakarta in 1983, however the diesease seemingly disappeared from the country for almost 20 years until it resurfaced in 2001, with outbreaks reported in Muara Enim in South Sumatra, as well as Aceh and Bogor.

In 2002, cases were reported in Bekasi in West Java, and Purworejo and Klaten in Central Java.

Cikungunya is caused by a self-limiting febrile virus that is transmitted through the bite of the Aedes aegypti and Aedes Africanus mosquitoes.

The illness usually lasts for three to 10 days, though the join pain can remain a problem for week to several months after the initial phase. While painful, chikungunya rarely result in death.

Since there are currently no medications available to fight the virus, prevention of the disease focuses on controlling mosquito population and avoiding mosquito bites.

sumber : Jakarta Post

Udara Lembab Picu Gangguan Paru-paru

Mei 2, 2008 by

DARI semua kasus penyakit paru-paru tidak ada kaitan dengan kipas angin, seperti yang dipahami masyarakat saat ini. Penyakit paru-paru terjadi akibat kuman dan virus yang berkembang di
ruangan yang tingkat kelembaban tinggi yang masuk melalui saluran pernapasan.

SERING kita mendengar istilah paru-paru basah sehingga kita pun beranggapan paru-paru itu memang benar benar basah sehingga ada pemikiran perlu dikeringkan. Celakanya lagi, ternyata jenis penyakit ini dikaitkan dengan kipas angin listrik. “Ketika anak tidur, kipas anginnya jangan mengarah ke anak, nanti kena paru-paru basah,” begitu kata orang tua. Menurut dokter spesialis penyakit dalam RSMH Palembang, dr Zen Ahmad, SpPD (paru) kepada Sripo, Selasa (15/08 ) mengatakan antara kipas angin dengan penyakit paru-paru basah tidak ada hubungan samasekali. Bahkan pada dunia kedokteran, tidak dikenal istilah penyakit paru-paru basah. Hanya saja istilah awam ini dilakukan penyesuaian. “Mungkin saja paru-paru basah itu radang paru-paru sama dengan ada sebutan paru-paru kotor yang berarti TBC, begitu juga dengan paru-paru tenggelam yang berarti penumpukan cairan di efusi (rongga) pleura pada sisi paru-paru,” kata dr Zen Ahmad. Dari semua kasus penyakit paru-paru tidak ada kaitan dengan kipas angin, seperti yang dipahami masyarakat saat ini. Penyakit paru-paru terjadi akibat kondisi udara yang lembab. Akibatnya, sistem saluran pernapasan terganggu akibat kuman dan virus yang berkembang di ruangan yang tingkat kelembaban tinggi yang masuk melalui saluran pernapasan. Penderita asma sangat rentan dengan udara lembab. “Sebagai saran, sebaiknya jangan menjemur pakaian di dalam ruangan karena memicu terjadinya kelembaban udara. Dan seleksi penggunaan alas tidur,” katanya. Peradangan pleura di Indonesia paling sering disebabkan penyakit TBC. Radang di dalam paru-paru ini akan menembus pleura yang lalu menimbulkan cairan. Selain TBC, cairan bisa muncul bila paru-paru terkena bronkhitis, tumor, bahkan masalah di luar paru-paru, seperti demam berdarah, kekurangan albumin, dan lain-lain. Cairan muncul karena peradangan paru-paru mengganggu permeabilitas (keadaan zat yang memungkinkan lewatnya zat lain) pembuluh darah dan saluran getah bening di daerah tersebut sehingga cairan merembes masuk. “Perlu diingat, cairan tersebut bukan merupakan lendir dari saluran napas atas yang turun ke bawah, tetapi muncul karena peradangan,” katanya. Tingkat bahaya penyakit ini tergantung pada penyakit dasarnya. Bila disebabkan tumor atau kanker, maka sangat berbahaya. Sedangkan bila karena TBC, infeksi nonspesifik, kekurangan albumin, atau kuman demam berdarah, biasanya tidak terlalu serius. (sin)

sumber: Sriwijaya Post

TIPS MENCEGAH NYAMUK (DB)

April 23, 2008 by
Akhir-akhir ini global warming membawa dampak wabah nyamuk (DB) meningkat, terutama bagi negara tropis seperti Indonesia. Di lingkungan RT/RW banyak digalakan penyemprotan nyamuk. Minggu lalu saja di RT-ku dapat jatah penyemprotan dari kelurahan. Suaranya yang bising dan asap tebal mengepul bikin anakku lari terbirit dan bersembunyi di balik lemari baju, gak mau keluar-keluar. Saya sendiri tidak terlalu yakin cara ini efektif dan aman ??? Bahkan ada pendapat bahwa dari pola penyemprotan dengan dosis yang berbeda-beda..inilah yang membuat nyamuk semakin sulit dibasmi, krn disinyalir beberapa nyamuk yang selamat dari ‘pembantaian’ akan bermutasi dan membentuk kekebalan tersendiri terhadap peptisida. Nah gawatnya, masyarakat makin dibingungkan dengan iklan-iklan yang menyesatkan… “Obat nyamuk Rasa LAVENDER…..harum dan tidak menyesakkan….” Padahal judulnya tetap saja PESTISIDA… sedot aja kalo berani ??? Jadi, bagaimana kita bisa mencegah nyamuk?
Beberapa waktu lalu aku dapat tips menarik…terutama bagi yang suka makan pisang, hati-hati dengan nyamuk yang akan senang mendekat pada Anda. Nah, tipsnya aku rangkum, semoga bermanfaat (klik disini) : Tips Mencegah Nyamuk
Aku sendiri sudah mencoba tips tersebut. Dari menanam bunga marigold dua buah di pekarangan. Dan juga dengan alat terapi udara, tiap kupakai esensial pyrethre biasanya pagi-pagi kulihat nyamuk banyak bergelimpangan di lantai sambil terus berputar-putar ditempat tanpa henti, jadi dengan mudah tinggal kutepok-tepok satu persatu…plok…plok…plok… beres dech. Keluarga tidur nyenyak, aman dari nyamuk sekaligus terapi oksigen semalaman bikin bangun pagi badan lebih segar… dengan cara yang natural dan aman ;D